Ditulis oleh Tim Konten Medis
Pada masa pandemi seperti saat ini, selain virus COVID-19 yang masih di khawatirkan. Ada lagi penyakit yang menyerang paru-paru yaitu tuberkulosis. Sebab, penyakit ini tidak kalah ganasnya dengan COVID-19. Data tahun 2019, organisasi kesehatan dunia atau WHO menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dengan jumlah penderita TBC terbanyak selain India dan Cina. Itu menandakan bahwa penyakit ini masih sangat berbahaya, terutama di Indonesia.
Jenis tuberkulosis sendiri terbagi menjadi dua, yaitu TB laten dan TB aktif.
Apa Itu Tuberkulosis?
Penyakit TBC ini biasanya hanya menyerang paru-paru. Namun, tidak menutup kemungkinan akan menyebar hingga otak dan tulang belakang. Jika tidak segera ditangani dengan cepat. Penyebaran penyakit dapat ditularkan melaui air liur atau droplet dari mulut yang tersebar di udara ketika seseorang batuk, bersin, atau sedang berbicara.
Penyebab Tuberkulosis
Hingga saat ini, penyebab dari penyakit TBC ini menurut tim medis dikarenakan adanya infeksi virus Mycobacterium Tuberkulosis yang menyebar di udara. Tim medis menyatakan bahwa penyakit ini dapat disembuhkan. Namun, proses penyembuhannya membutuhkan waktu lama dengan cara mengkonsumsi obat secara rutin.
Jenis Tuberkulosis
Jenis tuberkulosis sendiri terbagi menjadi dua, yaitu TB laten dan TB aktif. Berikut adalah penjelasan dari setiap jenis tuberkulosis:
1.TB Laten
Pada kondisi ini, seseorang mungkin terinfeksi oleh bakteri TB, namun sistem kekebalan tubuh orang tersebut tergolong baik sehingga dapat secara otomatis menurunkan tingkat penyebaran bakteri. Orang yang terkena dengan jenis ini tidak akan memiliki gejala apapun dan bersifat tidak menular. Tetapi infeksi bakteri TB dalam tubuhnya masih ada dan bisa aktif Kembali.
2. TB Aktif
Kondisi TB aktif ini berlawanan dengan TB laten, bakteri dalam tubuh orang tersebut telah berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh. Selain telah menyebar ke seluruh tubuh, orang dengan TB aktif juga memiliki risiko untuk menularkan kepada orang lain. Biasanya orang dengan TB aktif ini bermula dari TB laten yang tidak tertangani lebih awal, sehingga aktif kembali dan menjadi lebih parah.
Gejala / Ciri-Ciri Tuberkulosis
Untuk gejala, tidak akan berlaku untuk orang yang terinfeksi TB laten. Gejala dan ciri-ciri tuberkulosis akan nampak ketika seseorang terkena jenis TB aktif. Berikut adalah gejala dan ciri-ciri tuberkulosis:
1. Mengalami batuk yang berkepanjangan. Biasanya terjadi dalam kurun waktu 3 minggu
2. Terdapat nyeri dada yang berlangsung lama
3. Batuk dengan mengeluarkan dahak bercampur darah
4. Mengalami kelelahan sepanjang waktu
5. Sering berkeringat ketika malam hari
6. Mengalami demam
7. Kehilangan nafsu makan
8. Mengalami penurunan berat badan secara drastis
Risiko Terkena Tuberkulosis
Penularan infeksi tuberkulosis ini tidak bisa di prediksi, sehingga semua orang memiliki risiko untuk terkena infeksi tuberkulosis. Namun, berikut adalah hal-hal yang membuat Anda memiliki risiko tinggi terkena infeksi tuberkulosis.
1. Memiliki anggota keluarga, teman, atau pasangan yang mengidap TB aktif.
2. Pernah berpergian ke daerah yang memiliki tingkat penularan TBC tinggi, seperti negara Rusia, Afrika, Eropa atau Amerika latin.
3. Anda mengidap penyakit HIV/AIDS.
4. Anda adalah seorang perokok aktif.
5. Mengidap penyakit turunan seperti diabetes.
6.Mengidap kanker kepala atau leher.
7.Sedang melakukan kemoterapi.
8.Memiliki keadaan berat badan yang rendah atau mengalami gizi buruk.
9.Atau penggunaan obat-obatan terlarang.
Selain itu, fakta terbaru mengatakan bahwa orang yang berisiko terinfeksi TBC tidak hanya orang dewasa, balita dan anak kecil juga memiliki risiko tinggi terinfeksi penyakit ini. Hal itu karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum mampu sepenuhnya melawan bakteri TBC.
Tuberkulosis penyakit yang menyerang paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis.
Tes Diagnosis Tuberkulosis
Untuk dapat mengetahui tentang diagnosis dari tuberkulosis ini, tim medis biasanya akan melakukan beberapa tahap tes yang meliputi:
1. Tes Kulit
Proses tes ini akan dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan ke kulit bagian lengan bawah. Setelah sekitar tiga hari, tim medis akan memeriksa perubahan yang terjadi di bagian yang telah disuntikkan sebelumnya. Jika hasilnya positif, maka Anda akan di diagnosis terinfeksi TBC, begitu juga sebaliknya. Namun, tes kulit ini terkadang memberikan hasil yang tidak akurat, terutama jika anda baru saja terinfeksi bakteri TBC. Maka dari itu, pengulangan tes sangat perlu dalam hal ini untuk bisa mengetahui lebih dini tentang penyakit ini.
2. Tes Darah
Tindakan selanjutnya melakukan tes darah. Tes darah ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan hasil lanjutan selain dari tes kulit. Namun, tes darah diduga belum mampu menghasilkan data yang akurat mengenai positif atau negatif terinfeksi TBC sehingga perlu juga untuk dilakukan tes ulang di kemudian hari jika ada gejala.
3. Rontgen Dada
Tindakan medis selanjutnya untuk mendiagnosis TBC dengan melakukan rontgen dada. Fungsi dari rontgen dada ini untuk mencari bintik-bintik di paru-paru. Apabila hasilnya menunjukkan bahwa paru-paru Anda terdapat bintik-bintik, itu berarti tanda bahwa Anda terinfeksi TBC.
4. Tes Dahak atau Lendir
Tes terakhir yang disarankan dengan melakukan tes dahak atau lendir. Pengambilan dahak atau lendir ini untuk memeriksa apakah terdapat bakteri TBC atau tidak dalam tubuh Anda.
Analisis Daripada Tuberkulosis
Analisis pengobatan seputar infeksi tuberkulosis (TBC) dapat dilakukan dengan memberikan obat. Bagi pengidap TB laten, Anda akan diberikan obat untuk membunuh bakteri TBC agar tidak menjadi aktif. Anjuran mengkonsumsi obat ini biasanya harus diminum selama 9 bulan. Sedangkan untuk penderita TB aktif, akan diberikan obat yang dosisnya lebih dari pada obat untuk penderita TB laten.
Anjuran minumnya selama 6 hingga 1 tahun. Selain itu, penderita TB aktif terkadang perlu konsultasi ke dokter untuk melihat bagaimana perkembangan bakteri TBC. Satu lagi untuk TB yang resisten terhadap obat, biasanya lebih kompleks dan lebih banyak obat yang diminum. Sedangkan untuk anjuran minumnya berlangsung hingga 30 bulan dan dapat menimbulkan efek samping.
Apa pun jenis infeksinya, pemeriksaan secara dini tentang penyakit ini akan menolong Anda untuk segera mendapat penanganan. Meskipun TBC sudah ada obat dan vaksinnya, tapi tidak memutuskan mata rantai dari penyebaran bakteri TBC. Pasalnya penyebaran TBC ini lewat udara sehingga penularannya juga sangat cepat.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri, memakai masker, menjaga jarak dengan pengidap TBC dan mengonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan kekebalan tubuh menjadi hal yang penting agar bisa terhindar dari penyakit ini. Semoga bermanfaat!
Telah direview oleh dr. Karlina Mulyani
Source
- Tuberkulosis (TB)
- Tuberkulosis dan Covid-19
- Waspada Tuberkulosis di Tengah Pandemi, Ini Perbedaan dengan Covid-19