Ditulis oleh Tim Konten Medis
Jerawat juga bisa terjadi karena Anda mengalami stres. Meskipun tidak dianggap sebagai penyebab utama jerawat, keduanya saling berkaitan satu sama lain. Oleh sebab itu, penting untuk mengelola stress dan jerawat agar menciptakan kulit yang semakin baik.

Stres dan jerawat saling berkaitan.
Jerawat adalah kondisi kulit paling umum ketika folikel rambut tersumbat minyak dan sel kulit mati. Kondisi ini sering menyerang remaja dan orang dewasa muda, terutama saat mengalami perubahan hormon.
Tentu, cara mengatasinya dengan mencoba mengelola gejala stres yang terjadi. Anda bisa melakukan latihan pernapasan, tidur yang cukup, dan meluangkan waktu bersama orang terdekat untuk menghilangkan stres secara efektif.
Apakah Stres Bisa Menyebabkan Jerawatan?
Para ahli berpendapat bahwa stres tidak menyebabkan jerawat tetapi bisa memperburuk gejala yang sudah muncul. Hal ini telah terbukti bahwa tingkat stres yang tinggi dapat memperparah gejala jerawat.
Selain itu, studi lainnya juga mengindentifikasi kaitan antara stres dengan jerawat yang melibatkan beberapa hal, sebagai berikut:
- Perubahan hormon: Neuropeptida dan hormon yang terlibat dalam kondisi stres dapat merangsang kelenjar sebasea untuk memproduksi minyak pada kulit.
- Peradangan: Jerawat bisa menimbulkan peradangan dan kemerahan di kelenjar sebasea. Jika mengalami stres, peradangan tersebut bisa semakin meningkatkan keparahannya.
- Imunitas kulit: Tubuh melepaskan hormon stres yang dapat memperburuk imunitas antimikroba kulit.
Bahkan, rasa cemas dan takut dapat memperburuk jerawat dengan merangsang produksi protein kecil berupa sitokin yang memicu peradangan. Beberapa orang sering kali menggaruk kulit saat mereka stres meskipun tidak mengalami rasa gatal. Bila jerawat tergaruk, maka bisa semakin teriritasi dan meradang, serta menghambat proses penyembuhan.
Jerawat terdiri dari beberapa jenis, seperti jerawat kistik, jerawat jamur, dan nodular. Sebagai contoh, jerawat kistik menyebabkan benjolan dan nodul yang dalam serta berisi nanah.
Ini bisa menimbulkan bekas luka pada kulit wajah. Anda bisa mengatasi bekas jerawat yang membandel dengan eksfoliasi, produk perawatan wajah, dan terapi laser.
Cara Mengatasi Jerawat yang Disebabkan oleh Stres
Pada dasarnya, Anda tidak bisa menghindari stres yang terjadi. Sebab, kondisi ini merupakan cara alami tubuh saat menghadapi tekanan atau perubahan dalam kehidupan.
Meskipun tidak bisa dicegah, Anda bisa mengelola stres yang memperparah kondisi jerawat dengan cara-cara, sebagai berikut:
- Rutin berolahraga: Para ahli menyarankan untuk menjalani aktivitas fisik atau melakukan teknik relaksasi, seperti gerakan yoga, meditasi, atau latihan pernapasan dalam. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar kortisol.
- Menjaga pola makan sehat: Tidak ada diet khusus untuk mengatasi jerawat akibat stres. Namun, terdapat studi yang melaporkan bahwa terdapat makanan yang menyebabkan jerawat, seperti roti putih, kue, dan soda apabila mengonsumsinya terlalu banyak.
- Konsultasikan ke dokter: Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mengatasi jerawat akibat stres. Dokter biasanya akan memberikan obat antiradang untuk perawatan wajah dan terapi cahaya yang dapat Anda lakukan secara bertahap.
Baca Juga: Mengenal 15 Jenis Penyakit Kulit: Penyebab dan Gejalanya
Perawatan untuk Wajah Berjerawat
Cara mengobati jerawat cenderung berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada tingkat keparahannya. Pada jerawat ringan, kondisi ini bisa Anda atasi dengan merawat kebersihan wajah secara menyeluruh dan penggunaan krim anti jerawat yang terjual bebas di toko kosmetik terdekat.
Berikut ini adalah penjelasannya:
- Cuci bersih wajah: Gunakan produk sabun wajah dengan bahan dasar lembut, terutama yang mengandung bahan-bahan aktif untuk mengatasi jerawat. Pastikan untuk membasuh wajah hingga bersih, sekaligus pijat kulit secara perlahan-lahan agar mengurangi pembentukan jerawat yang terjadi.
- Gunakan pengobatan OTC: Jenis pengobatan ini dapat berupa benzoil peroksida, sulfur, dan resorsinol. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum penggunaan obat-obatan tersebut.
- Melakukan teknik relaksasi: Bila sedang stres berat, lakukan teknik relaksasi untuk mempercepat proses pemulihan jerawat. Selain itu, Anda juga bisa melakukan hobi yang sesuai dengan minat dan bakat untuk mengurangi stres yang terjadi.
Jika perawatan di atas tidak membuat jerawat sembuh, Anda bisa menggunakan krim topikal seperti retinoid yang diresepkan oleh dokter. Krim ini biasanya untuk mengatasi jerawat sedang hingga parah yang cukup mengganggu.
Selain itu, dokter juga dapat meresepkan antibiotik, isotretinoin, atau obat-obatan lain sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Obat ini membantu mengurangi jerawat parah secara efektif.
Namun, pada isotretinoin, obat ini memiliki efek samping yang perlu Anda waspadai. Salah satunya adalah menyebabkan cacat lahir pada ibu hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
Pada beberapa kasus, dokter dapat menyuntikkan kortikosteroid pada jerawat. Ini bertujuan untuk meredakan nyeri atau kemerahan pada jerawat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika stress dan jerawat tidak kunjung menghilang dalam waktu lama dan semakin parah seiring waktu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Source:
- Health. How To Get Rid of Stress Pimples. April 2025.
- Healthline. The Relationship Between Stress and Acne. April 2025.
- Medical News Today. Is There a Link Between Stress and Acne?. April 2025.
- Water’s Edge Dermatology. Does Stress Cause Acne?. April 2025.