Selasa, 12 Agustus 2025 / Published in Artikel Kesehatan

6 Sayuran yang Sebaiknya Dihindari Penderita Asam Urat

Ada beberapa jenis sayuran yang tidak boleh dimakan penderita asam urat, seperti brokoli, bayam, dan daun bit. Sayuran ini mengandung tinggi purin sehingga perlu dibatasi asupannya.

Penyakit asam urat termasuk bentuk artritis yang menimbulkan nyeri sendi. Rasa nyeri ini muncul akibat penumpukan asam urat berlebih yang berbentuk kristal tajam.

Selain nyeri sendi, gejaja asam urat lainnya dapat berupa kekakuan, sensasi sendi terbakar, dan bengkak. Anda bisa mencegah kondisi ini mengonsumsi makanan sehat dan menghindari jenis makanan tertentu.

Daftar Isi

Jenis Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Urat

Meskipun bermanfaat bagi kesehatan, sebaiknya penderita asam urat membatasi beberapa jenis sayuran tertentu. Sebab, sayuran ini ada yang mengandung tinggi purin dan tidak boleh mengonsumsinya terlalu banyak.

Berikut ini adalah sayuran yang sebaiknya dibatasi penderita asam urat yang perlu Anda ketahui:

1. Jamur

Makanan dan sayuran yang sebaiknya dibatasi penderita asam urat adalah jamur. Jenis makanan ini mengandung tinggi purin sehingga memicu terjadinya gejala asam urat.

Tidak hanya itu, penderita juga sebaiknya menghindari makanan jamur, terutama yang dimasak dengan campuran kecap. Sebab, kecap merupakan produk fermentasi kedelai yang mengandung ragi dan tinggi purin.

Meskipun begitu, tidak semua jamur berbahaya bagi penderita asam urat. Ada juga beberapa jenis jamur yang dapat membantu meredakan gejala yang muncul. Sebagai contoh, jamur maitake yang memiliki sifat antiradang.

2. Bayam

Bayam memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti menjaga kesehatan mata, mengurangi stres oksidatif, dan mencegah kanker. Sayuran ini masih satu famili dengan bit dan quinoa, serta mengandung banyak nutrisi dan antioksidan.

Namun, bayam ternyata mengandung banyak purin yang meningkatkan risiko kambuhnya asam urat. Penderita sebaiknya menghindari jenis makanan ini atau mengkonsumsinya hanya sekali dalam satu bulan.

3. Terong

Beberapa orang, terutama penderita asam urat sebaiknya tidak makan terong terlalu banyak. Terong mengandung oksalat, walaupun jumlahnya lebih sedikit daripada jenis buah dan sayuran lainnya.

Kadar oksalat yang terlalu tinggi bisa meningkatkan pembentukan batu ginjal pada sebagian orang. Tanpa pengobatan segera mungkin, batu ginjal dapat menyebabkan cedera ginjal akut atau kerusakan ginjal permanen.

Selain itu, kandungan solanin dalam terong juga meningkatkan kadar asam urat dan memicu serangan penyakit asam urat.

4. Lobak

Lobak kaya akan oksalat. Semakin tinggi kadar oksalat, semakin tinggi pula kadar asam urat dalam tubuh.

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya membatasi asupan makan lobak. Dalam sehari, orang tanpa gejala asam urat dapat makan satu porsi lobak untuk mendapatkan manfaatnya.

5. Brokoli dan Kembang Kol

Brokoli dan kembang kol adalah jenis sayuran hijau yang kaya akan berbagai nutrisi penting. Jenis sayuran ini bermanfaat untuk membuat tubuh kenyang lebih lama dalam mengelola berat badan.

Akan tetapi, brokoli dan kembang memiliki kandungan purin yang cukup tinggi sehingga Anda tidak mengonsumsinya terlalu banyak, terutama bagi penderita asam urat. Konsumsi purin yang tinggi bisa meningkatkan risiko penumpukan kristal pada beberapa bagian sendi.

6. Daun Bit

Daun bit hampir mirip dengan selada. Hanya saja, sayuran ini memiliki warna batang dan tulang daunnya keunguan.

Penelitian membuktikan bahwa daun bit bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, dan memperkuat tulang. Daun ini juga tidak mengandung banyak purin, tetapi kadar oksalatnya cukup tinggi.

Semakin tinggi kadar oksalat, maka tubuh berisiko tinggi terkena penyakit asam urat. Oleh karena itu, setidaknya makan daun bit secukupnya dan tidak berlebihan untuk mengurangi risiko tersebut.

Bagaimana Makanan dapat Memengaruhi Asam Urat?

Pola makan berdampak langsung pada kadar asam urat dan tingkat keparahannya. Penyakit asam urat sering terjadi pada orang yang mengonsumsi daging merah, makanan olahan, gula, dan berbagai makanan tinggi purin secara berlebihan.

Purin adalah senyawa kimia yang terdapat secara alami di dalam tubuh dan jenis makanan tertentu. Tubuh menghasilkan senyawa ini dalam jumlah kecil sehingga tidak membahayakan kesehatan.

Namun, jika purin berasal dari makanan dan mengonsumsinya terlalu banyak, hal ini bisa menyebabkan gejala nyeri atau pembengkakan sendi. Ketika sistem pencernaan memecah makanan tinggi purin, asam urat dapat terbentuk sebagai produk sampingan.

Kemudian, tubuh menyerap kembali sebagian besar asam urat sedangkan sisanya dikeluarkan dari tubuh melalui urin dan feses. Kadar purin yang tinggi bisa memicu penumpukan yang mengganggu fungsi tubuh.

Selain makanan, kondisi ini juga dapat terjadi ketika Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal kronis, hipertensi, infeksi, dan kadar gula darah tinggi.

Makanan yang Baik untuk Asam Urat

Adapun beberapa makanan rendah purin yang dapat dikonsumsi oleh penderita asam urat, di antaranya:

Protein susu rendah lemak: Ini menjadi salah satu makanan yang boleh dimakan penderita asam urat. Misalnya, susu, yoghurt, dan keju cottage.
Buah: Terutama yang mengandung tinggi serat dan rendah gula, seperti buah ceri, jeruk, dan beri.
Biji-bijian utuh: Makanan yang bisa menurunkan asam urat, termasuk quinoa, oat, dan beras merah.
Kacang-kacangan: Misalnya, kacang almond, kacang mede, pistachio, dan kacang kenari.
Produk kedelai: Sebagai contoh, tahu, tempe, dan edamame.

Jika mengalami gejala penyakit asam urat, seperti nyeri sendi yang parah, rasa tidak nyaman terus-menerus, peradangan, dan kemerahan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.

Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.

Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.

Telah direview oleh dr. Indri

Source: