Prosedur bayi tabung (ivf) akan terbagi menjadi lima langkah. Langkah-langkah ini perlu Anda pahami agar Anda dapat bersiap sebelum menjalani program. Penasaran seperti apa langkah-langkahnya? Cek ulasan risiko dan faktor menentukan pada bayi tabung ya!

Kondisi embrio yang berkembang baik dikaitkan dengan tingkat kehamilan lebih tinggi.
Baca Juga: Bayi Tabung Cara Memiliki Keturunan Terhadap Gangguan Kesuburan In Vitro Fertilization
Risiko Bayi Tabung
Sebelum memulai program, Anda patut memperhatikan tentang risiko bayi tabung. Risiko ini bisa jadi berbahaya tidak hanya bagi ibu namun, juga sang jabang bayi. Berikut beberapa risiko bayi tabung yang perlu Anda ketahui:
- Persalinan prematur dan berat badan lahir rendah: Meskipun risiko ini rendah namun, program bayi tabung dapat meningkatkan risiko bayi lahir lebih awal atau dengan berat badan lahir rendah.
- Sindrom hiper stimulasi ovarium: Saat menjalani program, Anda akan disuntik obat kesuburan seperti human chorionic gonadotropin (HCG), guna menginduksi pengeluaran sel telur (ovulasi). Efek sampingnya, Anda dapat mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium dimana ovarium menjadi bengkak dan nyeri.
- Keguguran: Tingkat keguguran pada wanita yang menjalani program bayi tabung hampir sama dengan mereka yang hamil alami, yakni sekitar 15% sampai 25%. Namun, angka ini dapat meningkat seiring dengan usia ibu.
- Komplikasi prosedur pengambilan telur: Penggunaan jarum untuk mengumpulkan telur mungkin dapat menyebabkan pendarahan, infeksi atau kerusakan pada usus, kandung kemih, dan pembuluh darah.
- Kehamilan di luar kandungan (ektopik): Risiko ini terjadi sekitar 2% hingga 5% pada mereka yang menjalani program bayi tabung. Kehamilan ektopik sendiri adalah kondisi dimana sel telur yang dibuahi tertanam di luar rahim, biasanya di tuba fallopi. Embrio ini kemudian tidak dapat bertahan hidup, dan ibu tidak dapat melanjutkan kehamilannya.
- Cacat lahir: Usia ibu adalah faktor risiko utama yang meningkatkan anak lahir dalam kondisi cacat.
- Risiko mental: Program ini dapat menguras finansial, fisik, dan emosional kedua pasangan. Dukungan dari konselor, keluarga dan orang terdekat dapat membantu Anda dan pasangan melalui permasalahan yang mungkin terjadi selama program.
Baca Juga: Pentingnya Konsultasi Dokter tentang Bayi Tabung Sebelum Menjalani Program Hamil
Faktor yang Menentukan Program Bayi Tabung
Faktor yang menentukan program bayi tabung berhasil atau tidak tergantung pada hal-hal berikut ini:
- Usia ibu: Semakin muda usia Anda, maka semakin besar kemungkinan untuk bisa hamil dan melahirkan bayi yang sehat. Wanita berusia 41 tahun atau lebih tua biasanya disarankan untuk menggunakan sel telur donor agar meningkatkan peluang keberhasilan program.
- Status embrio: Kondisi embrio yang berkembang baik dikaitkan dengan tingkat kehamilan lebih tinggi dibanding dengan embrio yang kurang berkembang.
- Riwayat kehamilan : Wanita yang sebelumnya pernah melahirkan lebih mungkin untuk hamil, dibanding mereka yang tidak pernah. Tingkat keberhasilan juga akan lebih rendah untuk wanita yang sebelumnya pernah mencoba program bayi tabung beberapa kali, tetapi tidak hamil.
- Penyebab infertilitas: Memiliki persediaan sel telur yang normal meningkatkan peluang ibu untuk hamil. Wanita yang memiliki endometriosis parah cenderung tidak bisa hamil.
- Faktor gaya hidup: Wanita perokok biasanya memiliki peluang 50% lebih rendah untuk berhasil menjalani program. Hal ini dikarenakan mereka memiliki lebih sedikit sel telur, dan lebih sering mengalami keguguran. Faktor lain seperti obesitas, konsumsi alkohol, obat-obatan narkoba, dan kafein berlebih dapat menurunkan peluang keberhasilan.

Tingkat keguguran pada wanita yang menjalani program bayi tabung hampir sama dengan mereka yang hamil alami.
Baca Juga: Tujuan Bayi Tabung dan Manfaatnya yang Perlu Anda Ketahui
Persiapan Proses Bayi Tabung
Sebelum memulai prosedur bayi tabung (ivf), wanita akan menjalani berbagai persiapan, seperti tes cadangan ovarium terlebih dahulu. Ini melibatkan pengambilan sampel darah dan melakukan pemeriksaan kadar hormon perangsang folikel. Hasil tes ini akan memberikan informasi mengenai ukuran dan kualitas sel telur Anda. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan rahim melalui USG, serta memasukkan teropong melalui vagina ke dalam rahim Anda.
Tes ini dapat menunjukkan kondisi rahim Anda, dan membantu dokter untuk menentukan cara terbaik penanaman embrio. Selain wanita, pria juga perlu melakukan serangkaian tes. Pada pria, mereka akan diminta untuk menjalani tes sperma. Ini melibatkan pemberian sampel sperma, yang kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui jumlah, ukuran, dan bentuk sperma. Jika sperma lemah atau rusak, dokter akan memberikan prosedur khusus bernama injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI).
Baca Juga: Eklampsia pada Ibu Hamil
Pengambilan Sperma untuk Bayi Tabung
Pengambilan sperma dilakukan dengan beberapa metode. Pertama, pasangan Anda dapat melakukan masturbasi secara langsung di klinik, dimana perawat akan menyediakan ruangan khusus. Atau metode kedua menggunakan aspirasi testis, yaitu memanfaatkan jarum atau prosedur bedah minor guna mengekstrak sperma langsung dari testis. Metode ketiga adalah menggunakan sperma donor dari orang lain.
Serangkaian Prosedur Bayi Tabung
Prosedur bayi tabung (IVF) terbagi menjadi lima langkah. Diawali proses stimulasi dengan melakukan tes darah dan USG secara teratur untuk memantau produksi sel telur sehingga dokter dapat menentukan waktu pengambilan sel telur. Kemudian, pengambilan telur dilakukan menggunakan USG untuk memandu jarum melalui vagina dan ovarium ke dalam folikel yang mengandung sel telur. Setelah proses pengambilan telur, inseminasi dilakukan dengan membiarkan sperma bergabung dengan sel telur di dalam cawan petri. Dokter akan memantau sel telur hingga berkembang dengan baik menjadi embrio. Terakhir, transfer embrio dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam vagina. Dari situ, dokter akan melepaskan embrio ke rahim Anda untuk melanjutkan proses kehamilan seperti biasa. Untuk lebih detail bisa klik artikel ini 12 Tahapan Bayi Tabung.
Kehamilan dapat terjadi ketika embrio tertanam ke dinding rahim. Ini biasanya memakan waktu 6 hingga 10 hari. Tes darah akan dilakukan untuk menentukan apakah Anda hamil atau tidak. Sekarang Anda sudah mengetahui informasi tentang risiko bayi tabung. Informasi ini semoga dapat Anda jadikan pertimbangan dalam melakukan proses bayi tabung. Tetap sehat di rumah, dan sampai jumpa di artikel kesehatan lainnya.
Telah direview oleh dr. Sony prabowo
Source: