Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit lupus apakah menular? Ini mungkin pertanyaan pertama yang tercetus di kepala Anda ketika mengetahui seseorang yang dekat dengan Anda terkena lupus. Anda mungkin juga khawatir bila interaksi atau kontak dekat dengan pasien dapat menularkan lupus ke diri Anda. Sayangnya kekhawatiran tersebut belum benar adanya. Artikel ini akan membahas apakah lupus termasuk penyakit menular atau tidak. Selengkapnya, simak di artikel berikut ini.

Wanita dengan usia produktif usia 15-45 tahun rentan terkena lupus.
Baca Juga: Berapa Lama Penderita Lupus Bisa Bertahan Hidup?
Apakah Penyakit Lupus Menular?
Sebelum membahas lebih jauh tentang pertanyaan, apakah penyakit lupus menular. Anda perlu mengetahui bila lupus adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh yang biasanya bertugas melawan infeksi, justru malah menyerang jaringan yang sehat. Akibatnya, Anda akan merasakan peradangan dan nyeri di beberapa bagian tubuh.
Sampai saat ini lupus belum ditemukan penyebab utamanya. Namun diyakini, bila lupus dan penyakit autoimun lainnya diturunkan dalam keluarga. Selain itu, para ahli juga berpikir bila lupus berkembang sebagai respons terhadap hormon tertentu (seperti estrogen) atau sesuatu hal di lingkungan yang menjadi pemicu timbulnya gejala.
Lantas, apakah penyakit lupus menular? Jawabannya adalah tidak. Lupus bukan penyakit menular. Anda tidak akan terkena atau bahkan menularkan lupus pada orang lain. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir jika ada pasien lupus di sekitar Anda. Sebab, lupus tidak bisa berpindah ke tubuh orang lain meskipun dengan kontak langsung, pertukaran udara, atau cairan tubuh dari penderitanya.
Sayangnya, meskipun penyakit lupus tidak menular, Anda tetap perlu waspada. Terlebih jika Anda memiliki keluarga dengan riwayat lupus. Seseorang yang memiliki kerabat tingkat pertama atau kedua dengan lupus, akan memiliki risiko lebih tinggi terkena lupus. Selain faktor genetika, apakah ada hal lain yang membuat seseorang terkena lupus? Jawabannya iya, simak penjelasan lengkapnya di bagian selanjutnya.
Baca Juga: Jenis Penyakit Lupus dan Penjelasannya
Siapa Saja yang Berisiko Terkena Penyakit Lupus
Beberapa kelompok tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena lupus. Siapa saja mereka? Berikut penjelasannya untuk Anda.
1. Wanita dengan Usia Produktif
Wanita memiliki risiko tertinggi karena faktor hormon. Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi tubuh. Hormon bertugas mengontrol dan mengatur aktivitas sel atau organ tertentu. Lantas bagaimana aktivitas hormonal dapat berpengaruh? Seperti yang dilaporkan oleh Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, Wanita 9 kali lebih mungkin menderita lupus dibanding pria. Selain jenis kelamin, usia juga berpengaruh, mereka yang sedang berada di rentan usia 15-45 rentan terkena lupus.
Oleh karena 9 dari 10 kejadian lupus mempengaruhi wanita, para peneliti telah melihat kemungkinan adanya hubungan antara estrogen dan lupus. Meskipun, diketahui bila baik pria maupun wanita sama-sama menghasilkan estrogen, akan tetapi wanita menghasilkan lebih banyak. Dalam ulasan khusus, para ilmuwan juga mengamati bila estrogen dapat mempengaruhi aktivitas kekebalan dan menginduksi antibodi lupus pada tikus yang rentan terhadap lupus.
Hal tersebut mungkin menjelaskan mengapa penyakit autoimun lebih mungkin menyerang wanita daripada pria. Meskipun begitu, bukti keterkaitan lupus dengan estrogen ini masih perlu dikumpulkan lebih banyak lagi. Sebab, jika ternyata diketahui ada hubungan, pengobatan berbasis estrogen dapat diterapkan untuk mengatur tingkat keparahan lupus. Sayangnya, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan, sebelum pengobatan ini bisa dilakukan.

Orang dengan lingkungan dan kebiasaan tertentu memicu penyakit lupus, seperti stres fisik akibat cedera.
Baca Juga: Bagaimana Penyakit Lupus Terjadi?
2. Kelompok Etnis Tertentu
Meskipun lupus dapat terjadi pada siapa saja. Perlu diketahui bila ras atau etnis tertentu ternyata menjadi salah satu faktor risiko yang tidak kalah mengkhawatirkannya dengan faktor genetika dan jenis kelamin. Penyakit ini memiliki potensi dua hingga tiga kali lebih tinggi terjadi pada mereka yang memiliki kulit berwarna.
Contohnya adalah orang-orang dengan keturunan Afrika, Asia, Hispanik/Latin, penduduk asli Amerika, Hawaii, atau Kepulauan Pasifik memiliki risiko lebih besar terkena lupus, dibandingkan etnis berkulit putih. Itulah mengapa, jika Anda lahir dari salah satu kelompok etnis yang disebutkan di atas, dan memiliki keluarga dengan riwayat lupus, Anda perlu waspada. Sebab Anda termasuk berada di risiko tertinggi terkena penyakit lupus.
Baca Juga: Apakah Lupus Bisa Sembuh?
3. Orang dengan Lingkungan dan Kebiasaan Tertentu
Lingkungan menjadi faktor selanjutnya yang membuat seseorang berisiko terkena lupus. Meskipun para peneliti belum mengidentifikasi secara khusus agen lingkungan apa saja yang menjadi pemicunya, namun ada beberapa hipotesis jenis lingkungan dan kebiasaan yang meningkatkan potensi orang terkena lupus.
Apa sajakah itu? Pertama adalah lingkungan yang mengandung bahan kimia atau virus. Jenis lingkungan seperti ini berkontribusi besar dalam memicu penyakit lupus, terlebih jika Anda berada di kategori rentan secara genetik. Sinar ultraviolet seperti UVA dan UVB yang diperoleh dari paparan sinar matahari, juga dapat memicu timbulnya penyakit lupus.
Selain itu, pemicu lain seperti merokok, penggunaan obat-obat tertentu yang membuat seseorang lebih sensitif terhadap sinar matahari, infeksi, kelelahan, stres emosional akibat perceraian, penyakit, kematian, atau masalah hidup lainnya, stres fisik seperti operasi bedah, cedera fisik, kehamilan, atau melahirkan, juga berkontribusi memicu penyakit lupus.
Nah sekarang Anda sudah menemukan jawaban mengenai, apakah lupus penyakit menular. Jawaban di atas semoga menambah informasi dan pengetahuan Anda. Tetap jaga kesehatan, jangan lupa bagikan artikel ini ke orang-orang terdekat yang Anda sayangi. Sampai jumpa kembali di artikel kesehatan lainnya.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo
Source: