Ditulis oleh Tim Konten Medis
Anda tidak boleh mengabaikan adanya kondisi cairan di paru-paru. Sebab, kondisi ini dapat berbahaya karena mengakibatkan sulit bernapas, efusi pleura, dan bengkak pada kaki, telapak kaki, serta area perut.

Edema paru disebabkan oleh banyaknya cairan di paru-paru. Cairan ini menumpuk di banyak kantung udara paru-paru sehingga menyulitkannya bernapas.
Bahaya jika paru-paru ada cairan bisa menimbukan bengkak pada kaki, telapak kaki, dan organ hati. Anda bisa mencegah kondisi ini dengan menjala gaya hidup sehat setiap hari, serta mengonsumsi makanan untuk menghilangkan cairan di paru-paru berupa jahe, kunyit, dan bawang putih.
Seperti Apa Kondisi Ada Cairan di Paru-Paru?
Edema paru adalah kondisi ketika tubuh mengalami penumpukan cairan abnormal di paru-paru. Kondisi ini dapat mengancam nyawa dan membutuhkan penanganan medis segera mungkin.
Edema paru atau adanya cairan di paru-paru berbeda dengan gangguan pneumonia, efusi pleura, dan kondisi medis akibat berenang. Perbedaannya dapat terlihat dari penjelasan, sebagai berikut:
1. Perbedaan Edema Paru dan Pneumonia
Meskipun sama-sama menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, edema paru dan pneumonia adalah dua penyakit yang berbeda. Pneumonia disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Hal ini bisa mengakibatkan cairan paru-paru berwarna kuning.
Sementara infeksi tidak menyebabkan edema paru. Dalam kondisi ini, cairan paru-paru biasanya memiliki tekstur lebih encer dan berair.
Edema paru memiliki dua penyebab utama sebagai berikut:
- Kardiogenik (berhubungan dengan jantung): Ini berarti cairan menumpuk di paru-paru akibat masalah jantung. Penyebab paling umum dari edema paru kardiogenik adalah gagal jantung kongestif, seperti serangan jantung, otot jantung melemah (kardiomiopati), dan tekanan darah tinggi.
- Nonkardiogenik (tidak berhubungan dengan jantung): Penyebab cairan di paru-paru terjadi ketika ada penyakit lain. Jenis penyakit ini dapat berupa radang paru-paru, infeksi parah (sepsis), trauma, dan pankreatitis.
Baca Juga: Makanan untuk Infeksi Paru-Paru agar Cepat Sembuh
2. Perbedaan Edema Paru dan Efusi Pleura
Penyebab efusi pleura yaitu cairan abnormal yang menumpuk di luar paru-paru (pleura). Bagian pleura terletak di antara paru-paru dan bagian dalam dinding dada, serta hanya memiliki sedikit cairan di dalamnya.
Efusi pleura umumnya terjadi karena pneumonia, gagal jantung kongestif, atau kanker. Tidak seperti edema paru, cairan juga mampu menekan paru-paru yang bersifat spons.
3. Edema Paru Akibat Menyelam
Anda bisa mengalami penumpukan cairan di paru-paru akibat menyelam. Ini sering menyerang atlet yang mengalami cedera paru karena pecahnya kapiler paru.
Selama menyelam, tubuh akan mengirimkan darah ke paru-paru dari kaki dan perut. Kelebihan darah dapat meningkatkan tekanan di pembuluh darah paru-paru. Jika mengalami kebocoran, cairan bisa masuk ke kantung udara.
Selain berenang, edema paru juga terjadi pada orang yang berada di dataran tinggi atau sedang mendaki gunung dengan cepat. Dalam isitilah medis, kondisi ini memiliki sebutan High Altitude Pulmonary Edema (HAPE) yang termasuk dalam penyakit ketinggian parah.
Penyakit HAPE terjadi karena kadar oksigen yang lebih rendah di dataran tinggi. Ini bisa membuat Anda mudah lelah, lemah, pegal-pegal, dan sesak napas.
Bahkan, pada beberapa kasus, HAPE juga menimbulkan batuk dan sesak dada. Jika tidak mendapatkan penanganan kondisi ini bisa mengancam nyawa.
Gejala Cairan di Paru-Paru
Ciri-ciri ada cairan di paru-paru bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang seiring berjalannya waktu. Gejalanya bergantung pada jenis edema paru, di antaranya:
1. Gejala Edema Paru Akut
Kondisi ini bisa membuat Anda mengalami gejala, seperti:
- Sulit bernapas atau sesak napas ekstrem yang memburuk saat beraktivitas atau berbaring
- Batuk dengan dahak berbusa dan mengandung darah
- Detak jantung tidak teratur, cenderung lebih cepat
- Kulit dingin dan lembab
- Napas berbunyi (mengi) atau tersengal-sengal saat bernapas
- Merasa cemas, gelisah, atau memiliki perasaan buruk akan ada sesuatu yang terjadi
- Seolah-olah ada perasaan tercekik yang memburuk saat berbaring
2. Gejala Edema Paru Kronis
Ini dapat terjadi dalam jangka waktu panjang yang menimbulkan keluham umum berupa:
- Mudah berasa lelah
- Sesak napas lebih parah saat beraktivitas
- Berat badan naik dengan cepat
- Mengi atau napas berbunyi
- Bengkak pada kaki dan telapak kaki
- Sulit bernapas saat beraktivitas atau berbaring
- Bangun di malam hari dengan batuk atau perasaan sesak napas
- Batuk yang semakin parah
3. Tanda dan Gejala Edema Paru Ketinggian (HAPE)
Jenis penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa yang bepergian atau berolahraga di dataran tinggi. Gejalanya hampir serupa pada edema paru akut dan memburuk di malam hari, seperti:
- Batuk kering sebagai gejala awal
- Terdapat dahak berbusa terlihat muda atau ada darah di dalamnya
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Batuk kering
- Tidak bisa berolahraha sebanyak dulu
- Mudah merasa lelah
- Jantung berdetak cepat
- Demam rendah
- Nyeri dada
Baca Juga: Begini 11 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru Tetap Bersih
Cara Mengatasi Cairan di Paru-Paru
Cairan di paru-paru bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat. Tim medis dapat mengatasi cairan di paru-paru dengan perawatan, sebagai berikut:
- Meningkatkan kadar oksigen: Dokter dapat memasangkan masker wajah atau kanula hidung yang berbentuk tabung plastik kecil untuk menyediakan oksigen. Selain itu, pasien juga bisa mengenakan tabung pernapasan di trakea apabila memerlukan ventilator atau mesin yang membantu bernapas.
- Diuretik: Ini merupakan obat paling umum untuk mengatasi penumpukan cairan dengan meningkatkan produksi urin.
- Vasodilator: Jenis obat ini dapat melebarkan pembuluh darah untuk mengurangi kongesti paru.
- Penghambat saluran kalsium: Obat-obatan ini membantu mengurangi tekanan darah tinggi.
- Inotropik: Jenis obat ini mampu meningkatkan kontraksi otot jantung sehingga jantung bisa memompa darah ke seluruh tubuh.
- Morfin: Obat ini dapat membantu mengurangi rasa cemas dan sesak napas. Namun, karena risikonya lebih besar, dokter jarang merekomendasikan obat ini.
Pencegahan
Orang dengan risiko tinggi terkena edema paru perlu mengikuti saran dokter untuk mengelola gejala yang terjadi. Bila mengalami gagal jantung kongestif, pastikan untuk menjalani pola makan sehat dan seimbang serta menjaga berat badan ideal yang dapat mengurangi risiko gejala kambuh di kemudian hari.
Olahraga teratur juga bisa meningkatkan kesehatan jantung, seperti halnya kebiasaan gaya hidup lainnya, seperti:
- Mengurangi asupan garam: Konsumsi garam berlebihan bisa menyebabkan retensi air yang membuat jantung bekerja lebih keras.
- Berhenti merokok: Kebiasaan buruk ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti gangguan paru-paru, jantung, dan masalah peredaran darah.
- Menurunkan kadar kolesterol: Ketika tubuh mengalami kolesterol tinggi, hal ini bisa menyebabkan penumpukan lemak di arteri yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke selain edema paru.
Baca Juga: Penyebab Kanker Paru-paru, Tak Melulu Karena Rokok!
Jika mengalami tanda-tanda edema paru, seperti sulit bernapas, detak jantung tidak teratur, dan batuk kering disertai dahak berbusa, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Pulmonary Edema. Agustus 2025.
- Mayo Clinic. Pulmonary Edema. Agustus 2025.
- Medical News Today. Treatment, Causes, and Symptoms of Pulmonary Edema (Fluid in the Lungs). Agustus 2025.